BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Praktikum
Dalam kehidupan sehari-hari setiap kita
melakukan aktivitas pasti berhubungan dengan lingkungan baik itu dalam bekerja,
bermain, rekreasi, dll, hal ini menunjukan bahwa kita tidak bisa lepas dari
lingkungan karena ketergantungan hidup kita berasal dari lingkungan. Lingkungan
terdiri dari lingkungan darat, perairan, dan udara, jika manusia bersifat
semena-mena terhadap lingkunga bisa menyebabkan lingkungan tersebut tercemar.
Contoh dari pencemaran darat adalah seperti pencemaran sampah yang menumpuk
disetiap daerah, contoh pencemaran dari perairan seperti yang kita lihat sampah
yang dibuang di sungai sehinggah menyebabkan air menjadi berbau busuk dan
kalihatan keruh, contoh pencemaran dari udara yaitu gas-gas dari hasil industri
maupun gas yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan ke udara. Pencemaran ini
dapat merugikan manusia sendiri seperti terjadinya bencana alam berupa banjir,
longsor maupun keadaan iklim yang berubah.
Kerusakan lingkungan yang banyak
terjadi yang sering kita lihat dengan mata kepala kita sendiri yakni pada
kerusakan hutan penyebab dari ini adalah karena tempat tersebut akan dijadikan
pemukiman maupun lahan untuk bercocok tanam serta kegiatan industri. Karena
jumlah penduduk yang semakin tahun semakin banyak maka tidak bisa dihindari
lagi bahwa hutan akan semakin sempit hal ini bisa membahayakan daerah tersebut
apalagi jika tempat itu rawan hujan maka tidak ada lagi yang menyerap air
tersebut sehinggah menyebabkan tanah terkikis. Kerusakan lingkungan yang
terjadi dapat ditanggulangi dengan adanya kesadaran masing-masing pada diri
manusia bahwa sahnya mereka diciptakan sebagai pemimpin baik itu sesamanya
maupun lingkungan. Penanggulanan kerusakan linkungan sudah dilakukan oleh
pemerintah utamanya di propinsi sulawesi selatan.
Untuk membuktikan semua
permasalahan-permasalahan diatas serta mengetahui sejauh mana sikap manusia
terhadap kondisi tersebut maka kami melakukan penelitian didaerah pegunungan
yang hutannya masih luas dengan melihat langsung alam didaerah tersebut dan
juga mewawancarai masyarakat setempat karena masyarakatlah yang lebih
mengetahui daerah mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah keadaan
bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat?
2. Seperti apakah
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian?
3. Seperti apakah
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian
masyarakat ?
4. Bagaimana bentang
alam mempengaruhi rutinitas masyarakat ?
C. Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat setempat.
2. Mengetahui
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3. Mengetahui
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap kondisi perekonomian
masyarakat.
4. Mengetahui
pengaruh iklim terhadap rutinitas masyarakat.
D. Manfaat
Praktikum
Berdasarkan tujuan
di atas, maka manfaat yang hendak dicapai dalam praktikum ini adalah mahasiswa
mampu :
1. Mengetahui
pengaruh bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat.
2. Mengetahui
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3. Mengetahui
pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian
masyarakat.
4. Mengetahui bentang
alam mempengaruhi rutinitas masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusia dan
prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan
manusia serta mahkluk lain (UU RI No. 23 tahun 1997). Di dalam lingkungan hidup
dapat kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dean mahkluk hidup
lainnya dapat hidup dan berkembang biak.
Benda dan daya ini biasanya
dikelompokkan dalam komponen fisik dari lingkungan hidup atau biasa disebut
juga sebagai komponen biotik, seperti batuan, benda-benda tambang, tanah, dan
lahan air, udara dan berbagai zat, termasuk iklim, cuaca dan sebagainya.
Mahkluk hidup yang terdi satwa dan tumbuh-tumbuhan termasuk ke dalam komponen
biotik sedangkan mahkluk yang berupa manusia termasuk dalam komponen sosial,
ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat atau biasa disebut sebagai
komponen kultur (culture).
B. Hubungan Lingkungan
dengan Organisme
Lingkungan merupakan ruang tiga
dimensi, di dalam dimana oganisme merupakan salah satu bagiannya. Setiap bentuk
dari organisme atau bagiannya memungkinkan organisme itu hidup pada keadaan
lingkungan hidup tertentu disebut adaptasi. Adaptasi dimungkinkan oleh
faktor-faktor keturunan atau gen. Gen itu menentukan sifat potensial induvidu
organisme, masing-masing gen memerlukan keadaan lingkungan tertentu untuk dapat
bekerja. Makin beranekaragam keadaan lingkungan makin beranekaragam sifat
makhluk hidup.
Organisme dan lingkungan terjalin
hubungan yang erat dan bersifat timbal-balik. Disamping itu ada persyaratn
dalam mengatur kehidupan organisme yaitu :
1. Lingkungan itu
harus dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kehidupan.
2. Lingkungan itu
tidak mempengaruhi hal yang bertentangan dengan kehidupan organisme.
Banyak
persyaratan dari organisme terhadap lingkungan agar mereka dapat hidup terus.
Suatu perkembangan terjadi selama masa evolusi. Adanya seleksi alam, misalnya
terhadap telur-telur ikan yang beribu-ribu itu dari ikan induknya, namun yang
dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja.
a. Tanah
1. Defenisi Tanah
Tanah adalah
akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi,
yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebbagai akibat pengaruh
iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief
tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
2. Jenis-jenis tanah
Iklim tropika
basah menyebabkan pelapukan dan perkembangan tanah berlangsung
intensifmembentuk jenis tanah yang berusia lanjut, seperti latosol. Kegiatan
vulkanik menjadikan topografi berbukit-bukit dan sering terjadi peremajaan
tanah membentuk jenis tanah muda, seperti regosol. Keadaan lingkungan setempat
membentuk jenis tanah yang seharusnya hanya terdapat di daerah iklim sedang,
seperti podzol, demikian juga jenis tanah yang terdapat dimana-mana, seperti
organosol. Masing-masing jenis tanah secara singkat dapat diterangkan sebagai
berikut :
a. Jenis tanah organic
Jenis tanah ini mengandung bahan
organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke
arah terbentunya horison-horison yang berbeda, berwarna coklat kelam sampai
hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH 3-5).
b. Tanah tanpa defernsiasi
horizon
Golongan tanah ini belum mengalami
deferensiasi profil membentuk horison, sehingga masih dianggap lapisan. Ke
dalam golongan ini dapat dibedakan tiga jenis tanah antara lain :
-
Litosol
-
Tanah
Aluvial
-
Regosol
c. Tanah merah
Khusus
mengenai tanah merah diuraikan secara singkat oleh Soepraptoharjo (1961) dengan
membedakan atas jenis tanah Latosol, Podzolik merah-kuning, mediteran merah-kuning
dan lateritik.
d. Grumosol/Vertisol
Ciri-ciri tanah ini sebagai berikut :
(1) tekstur lempung, (2) tanpa horison eluvial dan iluvial, (3) struktur
lapisan atas granuler, dan lapisan bawah gumpal atau pejal, (4) mengandung
kapur, (5) koefisien ekspansi (pemuaian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi
jika diubah kadar airnya, (6) sering kali mikroreliefnya gilgai, (7)
konsistensi luar biasa liat, (8) bahan ini berkapur dan berlempung, (9) dalam
solum rata-rata 75cm, dan (10) warna kelam atau chroma kecil.
C. Arti Penyakit
Tanaman bagi Masyarakat
Penyakit tanaman mempunyai arti penting
bagi masyarakat karena dapat menimbulkan kerusakan serta kerugian atau pada
hasil lahannya. Beberapa contoh penyakit tanaman yang memberikan pengaruh besar
kepada masyarak dan umat manusia antara lain adalah :
1. Dalam abad
pertengahan sekitar 1000, di Eropa sering timbul penyakit yang menyebabkan
kematian pada manusia.penyakit pada manusia ini disebut ergotisme yang
menyebabkan jari-jari kaki dan tangan, kadang-kadang hidung dan telinga si
penderita menjadi bengkak bahkan dapat menyebabkan ptusnya bagian-bagian
tersebut, dan mati.
2. Preristiwa
kelaparan pada tahun 1845 yang memb\awa kematian kepada seperempat juta jiwa
penduduk irlandia karne kentang rusak total diserang jamur phytophthora
infestans.
3. Pada negara yang
menghasilkan banyak bahan pangan , penyakit tanaman menjadi masalah penting
karena dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani sehingga harbga
barang-barang menjadi naik.
4. Penyakit tanaman
merusak keindahan alam. Misalkan : di Australia, jarah die back disebabkan oleh
jamur phytophtora cinnamomi yang menyerang tanaman hutan eucaliptus marginata.
5. Penyakit tanaman
dapat membatasi jumlah dan jenis tanaman yang dapat tumbuh di suatu daerah.
6. Penyakit tanaman
juga dapat menentukan tipe dari industri pertanian dan tingkat lowongan kerja
di suatu daerah.
7. Penyakit tanaman
juga berperan memajukan teknologi dengan timbulnya industri baru yang
menghasilkan bahan kimia atau mesin yang berguna dalam pemberantasan serta
pengendalian penyakit tanaman tersebut.
8. Penyakit tanaman
menaikkan anggaran belanja dan pengeluaran negara.
9. Penurunan hasil
atau pengurangan populasi persatuan luas yang dapat dipanen.
10. Kerugian
ditanggung para petani karena mereka terpaksa menanam varietas tanaman tetapi
kurang produktif atau biaya untuk pengendalian hama yang mahal.
D. Akibat Penanaman
pada Tanah Pertanian yang Terus Menerus
Bagaimana miskinnya tanah akan
unsur-unsur hara atau zat-zat mineral yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan
pertanaman dan bagaiman rendahnya prokutifitas tanaman jika kesuburan tanah
kurang diperhatikan. Kalau kita menyadari akibat dari tanah yang kita
manfaatkan terus-mmenerus bagi usaha bertani tanp[a memperhatikan
pemeliharaannya, selanjutnya karena ada kesadaran tersebut kita melakukan
pemupukan dengan dikira-kira saja, malka pemberian pupuk sevara demikian
merupakan perlakuan yang sia-sia saja malah mungkin akan menimbulkan kerusakan
yang lebih parah pada keadaan tanahnya.
E. Keadaan Iklim
Iklim
demikian berpengaruh terhadap tersedianya air permukaan dan bawah permukaan,
terutama unsur-unsurnya yaitu unsur curah hujan, penyinaran matahari, dan
kondisi musim sepanjang tahun.
F. Keadaan topografi
Lahan pertanian yang keadaan
topografinya berbeda, seperti berbukit tidak beraturabn, berlerenga atupun
lahan datar ternyata berpengaruh pula terhadap kebutuhan pengairan. Pada tanah
berbukita dan berlereng kebutuhan akan pengairan biasanya lebih besar jika
dibandingkan dengan pada tanah pertanian datar, perbedaan ini tentunya sangat
berkaitan dengan pengaturan atau penempatan saluran-saluuran pengairannya yang
memungkinkan banyaknya kehilangan air, seprti karena perembesan, kebocoran dan
kehilangan karena aliran permukaan.
No comments:
Post a Comment