PENGERTIAN &
TUJUAN KIMIA
Karl Fresenicus adalah professor dibidang kimia, fisika,
dan teknologi pada Wiesbaden dari tahun 1945. Dia mendirikan laboratorium
Fresenius pada tahun 1848 untuk mengajarkan kimia analitis dan untuk
menganalisis kimia. Para ahli kimia sering menggunakan indra pencium dan perasa
untuk mendektesi nama zat kadang-kadang dengan konsekuensi yang mematikan. Sir
Humpry Davy menghirup semua gas yang membuatnya sehingga ia mati muda. Johann
Glauber (1604 – 1670) mengetahui bahwa perak membentuk endapan dengan alkali
dan karbonat, dan dia mengakui pentingnya warna untuk mengidentifikasi zat.
Pada tahun 1800 kemampuan gas hydrogen sutfida untuk membentuk garam tidak
dapat larut dengan logam-logam tertentu ditemukan Karl Fresenius (1818 – 1897)
mengembangkan ini menjadi analisis logam yang sistematis sifat-sifat lain dari
zat juga penting. Ketika minyak mineral seperti petroleum mulai menggantikan
minyak sayuran tradisional, alat analistis khusus dikembangkan untuk mengukur
tingkat penguapannya (keasliannya).
SUMBER :
http://pengetahuanalam.blogspot.com/2007/11/pengertian-kimia.html
Kimia
sering disebut sebagai “ilmu pusat” karena menghubungkan berbagai ilmu lain,
seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran,
bioinformatika, dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui berbagai
subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.
Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika
terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia
berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara
materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama
termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam
reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat
lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika
dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi
membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi
dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam
media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang
mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi
elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani
analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam
spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau
komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron.
Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks
seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari
dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat
kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena
atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau
mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen
pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase,
atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari
yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari
keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang
berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat
memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya
lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas,
tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan
dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu
menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah
dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk
yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap,
sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena
molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen.
Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan
standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole)
yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk
mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak
untuk mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai
100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut
mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat,
dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu
tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya
akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup
energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan
molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan
yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan
melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan
pada sekolah menengah sering disebut “kimia umum” dan ditujukan sebagai
pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat
untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan
pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis.
Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara
reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam
karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas
kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara
sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang
telah dipraktikkan selama berabad-abad di seantero dunia.
Alkimiawan
menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern.
Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat
dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.
Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan
membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun
demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine
Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia
memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya
tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Penghargaan
Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus
mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20,
sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan
sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang
sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke
bidang biokimia.
Industri
kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen
bahan kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS
dengan margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari
total penjualan.
Cabang
ilmu kimia
Kimia
umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang
antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
Kimia
analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang
susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen
standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin
lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
Biokimia
mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam
organisme hidup. Biokimia
dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau
neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan
genetika.
Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa
anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan
banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi,
mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan
sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia,
khususnya energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang
penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia,
elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki
banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan
penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya berhubungan dengan
kimia kuantum serta kimia teori.
Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori
dasar (biasanya dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan
mekanika kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia
II, perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia
komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan program komputer
untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang
tindih (secara teori dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika
molekular.
Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom
bergabung dan membentuk inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari
kimia nuklir dan tabel nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang
ini.
No comments:
Post a Comment